Cerita ini berkisah tentang salah satu orang
muridku. (Lagi-lagi) aku menceritakan tentang makhluk mungil yang berada di Sekolah Alam JINGGA. Entahlah, aku senang sekali bisa menceritakan tentang
betapa uniknya mereka. My little Dee adalah murid ku di kelas SD2. Aku mulai
mengenalnya sejak ia kelas 1.
My little Dee memiliki keistimewaan yang
tidak dimiliki oleh anak-anak lain di kelasnya. Yapp, dia menderita autis
ringan. Autis adalah kelainan perkembangan sistem saraf pada
seseorang yang kebanyakan diakibatkan oleh faktor hereditas dan kadang-kadang
telah dapat dideteksi sejak bayi berusia 6 bulan. (www.wikipedia.com)
Autisme bukanlah penyakit kejiwaan karena ia
merupakan suatu gangguan yang terjadi pada otak sehingga menyebabkan otak tersebut tidak
dapat berfungsi selayaknya otak normal dan hal ini termanifestasi pada perilaku
penyandang autisme. Hal yang paling menonjol bagi penderita autis adalah mereka
susah sekali untuk dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dan susah untuk dapat berkomunikasi dua arah.
My Little Dee pun seperti itu sehingga dalam
setiap kegiatan di sekolah, ia selalu di dampingi oleh seorang guru pendamping.
Kadang aku kesulitan untuk dapat mengarahkannya, karena jika My Little Dee
sudah terlalu asyik dengan dunianya sendiri orang-orang yang ada disekitarnya
pun diabaikannya begitu saja. Prrttt..*menyebalkan sekali anak itu* :)
Banyak kejadian menarik yang pernah dilakukan
oleh My Little Dee yang membuat ku selalu tersenyum. Dulu sewaktu dikelas 1, ia
pernah menggambar sesuatu di lantai kelas.
Awalnya ku pikir My Little Dee
akan menggambar baling-baling kipas angin karena memang ia suka sekali dengan
kipas angin. Namun ternyata di luar ekspetasi ia membuat lintasan lari, dan
kalian tau?? siapa yang menjadi pelarinya??mereka adalah 3 ekor siput yang ada
di sekitar kelas. Namanya juga sekolah alam, binatang-binantang yang ada di
alam pun ingin ikut belajar. Aku pun tertawa lepas melihat kejadian itu.
Sungguh kau anak yang luar biasa My Little Dee. *peluk*
Bukan hanya itu saja, pernah suatu ketika
bertepatan dengan hari jum’at. Sudah menjadi kebiasaan bagi My Little Dee bahwa
ia harus menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim yaitu melaksanakan
sholat jum’at namun karena saat itu guru pendampingnya tidak ada, akhirnya akulah
yang membimbingnya untuk sholat tetapi bukan sholat jum’at melainkan sholat
dzuhur. Perlahan aku mulai membisikan
bacaan-bacaan sholat kepadanya, di mulai dari takbir hingga seterusnya. Namun
ada hal yang menarik. Saat itu My Little
Dee hanya mau sholat dua rakaat saja padahal aku sudah berucap kepadanya bahwa
kita akan sholat dzuhur jadi kita akan melakukan sholat sebanyak empat rakaat.
Ia pun kekeh tidak mau meneruskan sholatnya, ketika sampai di rakaat kedua
bergegaslah My Little Dee untuk salam padahal masih kurang dua rakaat lagi.
-_-“
Dengan berbagai cara aku membujuknya untuk
menambahkan dua rakaat lagi namun rasanya sulit. Senjata andalannya adalah dia
berguling-guling di lantai, jika sudah seperti itu tak banyak yang bisa ku
perbuat. Karena untuk mengangkatnya duduk sangatlah susah, maklum lah My Little
Dee memiliki badan yang gemuk. Benar-benar anak yang cerdas. ^^
Dari kisah dan kejadian yang aku alami
bersama My Little Dee, tak terbayangkan bagaimana dengan orang tua dan guru
pendampingnya yahh yang hampir setiap saat bersamanya??*mikir*. Walalupun
begitu, banyak ibroh yang aku bisa pelajari dari sosok My Little Dee. Ternyata
benar, Allah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Dan semua
yang Allah ciptakan itu memang tidak sia-sia karena pasti terkandung sebuah makna yang mendalam bagi
mereka yang mau dan mampu untuk memahaminya.
ohhh so sweet... tulisannya jujur dan terasa begitu mengena. apa lagi pakai photo yang dalem banget maknanya. makasih ya bu dewi sudah mau berbagi cerita tentang si keren satu ini. :*
BalasHapus