#my second life#

#my second life#

Jumat, 27 Februari 2015

Belajar Dari Sang Ksatria Bercongklak



Pagi itu, terlihat dari kejauhan suara jejak kaki memasuki gerbang Sekolah Alam Jingga. Dengan semangat belajar yang menggebu-gebu tetiba datanglah seorang anak laki-laki kecil berjaket merah dan bercelana panjang warna coklat dengan menenteng tas gemblok di belakangnya. Sepintas, aku lihat dari depan biasa saja, namun setelah anak itu menghadap ke belakang ternyata ada yang menarik darinya. Kalian tau apa yang dia bawa??? Dia membawa sebuah mainan tradisional yang biasa disebut “congklak” *amazing*



Masuklah anak itu ke dalam ruang kelas SD2, sambil mengucap salam. Di letakkannya tas kemudian dia pun sholat dhuha. Setelah selesai, dia pun mulai bercerita.
“bu, ibu tau ga hari ini aku bawa congklak” ujar anak tersebut
“ohh ya, mana mana. Bu dewi liat.” dengan ekspresi penasaran
“ini bu (sambil menunjukkan dengan bangga congklaknya). Sebenarnya sihh ini punya kakak ku bu tapi aku bawa aja ke sekolah. Nanti kita main bareng ya bu. “ katanya
“boleh. tapi kalau kamu kalah nanti kamu harus nurut ya kalau bu dewi minta tolong”. Ucapku sambil menahan tawa
Singkat cerita tentang anak ini, dia adalah salah seorang muridku yang bisa di bilang cerdas dan memiliki tingkat kepercayaan diri yang luar biasa. Namun, terkadang tempramental. Mudah sekali berkelahi dengan temannya, susah mendengarkan instruksi dari gurunya, egois, dan sering pula membuat suasana kelas menjadi gaduh karena ulahnya TAPI dibalik itu semua, dia cengeng. Iya cengeng *apa mungkin efek karena dia laki-laki* --“
Jam istirahat pun berbunyi, dia pun mengeluarkan congklaknya. Datanglah teman-teman dari kelas lain. Dia pun mengajak temannya untuk adu congklak dengannya. Bukan hanya temannya saja, dia pun mengajak kepala sekolah SD Jingga untuk adu congklak dengannya. *ini baru keren* :)
Masya Allah, disaat anak-anak lain keranjingan gadget dengan berbagai aplikasi yang ditawarkan ternyata masih ada anak sekolah alam yang mau membudayakan permainan tradisional bernama ‘congklak’ dan yang menariknya lagi yang memainkannya adalah seorang anak laki-laki, Why not??. Menurut ku banyak hal yang bisa dipelajari dari permainan sederhana bernama congklak. Diantaranya, tanpa anak sadari bermain congklak dapat melatih ketelitian anak dalam berhitung, anak belajar tentang bagaimana cara mengatur strategi, dan dengan bermain congklak pun dapat melatih mental bersaing anak. Sehingga kelak diharapkan ketika anak tersebut dewasa ia bisa memiliki jiwa petarung yang siap menerima kemenangan dan kekalahan. Abaikan ucapkan kampungan, ndeso, atau whatever lah. So, jangan malu untuk membudayakan budaya tradisional. Kalau bukan kita, siapa lagi yang nantinya akan melestarikan kebudayaan bangsa ini.

Kamis, 19 Februari 2015

Si Melankolis yang Perfectionist



 
Mba Lila
Tak pernah terbayangkan oleh ku, jika pada akhirnya aku berada di tempat ini. Di tempat yang dimana semua orang dapat menuntut ilmu, bukan hanya anak kecil tetapi juga orang dewasa. Yap, inilah sekolah tempat ku menuntut ilmu “Sekolah Alam Jingga”. Berada disini seperti berada di Universitas Kehidupan yang sesungguhnya. Banyak hal yang bisa ku pelajari. Di tempat yang jauh dari kesan “mewah” aku jumpai arti hidup yang sebenarnya. Bahwa hidup itu memberi bukan menerima. Menerima kekurangan dan kelebihan partner kerja kita dan yang terpenting adalah menerima kekurangan dan kelebihan anak didik kita. Anak didik ku adalah motivasi terbesarku berada di Jingga. Mereka selalu memberikan warna dalam setiap hari-hariku. #bahagia itu sederhana
Setahun sudah aku berada Jingga, banyak kisah dan cerita yang ku temui disini. Salah satunya adalah tentang sesosok makhluk mungil nan cantik jelita. Dia adalah salah satu dari sembilan murid ku yang ada di SD 2. Namanya Khalila Raisa Yamani, teman-teman biasa memanggilnya dengan sebutan lila. Tetapi aku terkadang memanggilnya dengan panggilan mba lila. Umurnya baru 8 tahun, namun cara berpikirnya melebihi anak-anak seusianya. Mba lila adalah sosok yang melankolis. Kalian tau kan orang yang memiliki sifat melankolis itu seperti apa ?. Melankolis is perfectionist. Melankolis itu adalah orang yang selalu ingin tampil sempurna. 

Melankolis adalah tipe pemikir.
Pernah suatu cerita, disaat kami (aku dan kesembilan murid-muridku) berdiskusi santai dalam suatu sesi belajar dikelas. Saat itu kami sedang berdiskusi tentang film-film yang sedang akan release di bioskop. Si A menjawab, “Bu sebentar lagi kan film CJR the movie 2 mau muncul ya, bu??”. Begitu pun teman-temannya yang lain, ikut mengeluarkan tanggapannya tentang film-film yang akan release tersebut. Tetapi ada hal yang menarik, yaitu ketika mba lila berkata,
 “Bu, Film Dibalik 98 kan juga mau muncul ya. Aku PENGEN banget nonton film itu, bu?” (dengan mata yang berbinar binar *.*
“kenapa kamu mau nonton film itu, mba lila?” tanya ku
“Abis aku pengen tau bu, sebelum aku lahir keadaan di Indonesia itu seperti apa bu” jawabnya dengan polos
Tersontak aku diam, dan bertanya-tanya dalam benak ku. Anak usia 8 tahun tetapi cara berpikirnya jauh diatas usianya. 

Melankolis itu sensitif
Hal ini pula yang di alami oleh mba lila. Kejadian ini terjadi beberapa hari yang lalu. Seperti biasa sebelum KBM di mulai, aku selalu menanyakan hal ini kepada anak muridku :
“Siapa yang hari ini sholat subuh?” tanya ku
“ saya bu..saya bu..saya sholatnya di masjid bareng abi bu. “ jawab murid ku
“siapa yang hari gosok gigi?” tanya ku lagi
“saya bu..saya bu...pagi sore malem...pagi sore malem” jawab muridku sambil bersahut sahutan
“Siapa yang hari ini rewel ?” tanya ku kembali
“ Saya bu..” kata mba lila sambil tunjuk tangan
“Mba lila rewel kenapa?” kataku sambil mengusap-usap pundaknya
“yang pertama, aku kan lagi siap-siap terus ibra (adiknya mba lila) bilang kalau mba lila lama, aku sama ayah tinggal loh. Terus yang kedua, tugas dari bu dewi yang membuat kolase rumah adat dari cangkang telur belum selesai. Yang ketiga, pas aku bangun tidur lampunya udah nyala aku kan jadi kesilauan bu. Yaudah, aku nangis deh bu” jawabnya dengan kantung mata yang agak membesar, mungkin efek dari tangisannya
“ooh gitu, besok-besok kalau memang belum selesai tugasnya mba lila ga usah nangis yahh. Kan sudah kelas 2. Masa nangis sihh” jawabku sambil mencoba menenangkannya agar tidak stress lagi kalau ada tugas yang diberikan.
Ini bukan kali pertama mba lila seperti itu. Mba lila kalau sudah rewal dan menangis itu sangat luar biasa. Suara tangisannya sangat keras, satu waktu aku pernah mendapat kiriman voice note dari orang tua mba lila. Dan memang, tangisannya terdengar keras. Kata orangtuanya, mba lila itu bisa nurut sama kata-kata ku. Setiap ucapanku selalu di dengarnya. Namun, sikapnya yang seperti itu jauh 180 saat mba lila ada di sekolah. Di sekolah, mba lila adalah murid yang baik, cerdas, mba lila pun suka mengajarkan teman-temannya belajar, menuruti apa yang diinstruksikan oleh ku, dan terkadang mba lila juga suka memberikan jajan teman-temannya. 

Melankolis senang perincian, tekun, serba tertib, dan teratur (rapi)
Mungkin banyak hal yang bisa di gambarkan dari sosok makhluk mungil bernama Mba lila. Karakter lain dari Mba lila adalah dia sangat tekun dan rapi dalam mengerjakan sesuatu. Namun, karena terlalu tekun dan rapinya tak jarang sesuatu yang sedang dikerjakannya di selesaikan lebih lama dibandingkan dengan teman-temannya. Misalnya, saat kegiatan menempel, menggambar, atau mengunting. Akan tetapi hasil yang di dapatkannya pun memang lebih bagus dari teman-teman yang lainnya.
Mba lila pun berkeinginan, kelak ketika sudah besar nanti dia ingin menjadi seorang presiden, atau seorang pengusaha boneka karena mba lila punya banyak boneka di rumahnya, dan yang terakhir mba lila ingin jadi guru matematika karena mba lila sangat menyukai matematika. “like student like teacher”. :)