EDUCATION
To BE NUMBER 1
‘to be no
1’ ketika mendengar kalimat itu maka yang terlintas adalah tentang menjadi
orang no. 1 di dalam sebuah organisasi, menjadi orang no 1 yang memiliki
jabatan tertinggi, dll. Padahal berdasarkan pada firman Allah dalam QS. 3 : 110
bahwa :
“Kamu
adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik
bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah
orang-orang yang fasik”
Yang
disebut sebagai generasi no 1, yaitu :
1. manusia yang menyuruh kepada yang ma’ruf
2.
mencegah dari yang munkar
3.
beriman kepada Allah
4.
kebermanfaatan untuk sesama. Hal ini berdasarkan sabda Rosulullah, “sebaik-baik
manusia adalah yang paling bermanfaat untuk sesamanya”
Bagaimana
untuk bisa menjadi ‘to be no 1’ ??
1.
Esakan Allah dan hanya Allah tempat bergantung. Jangan
mempertuhankan manusia!
2. Jadikan RasuLullah SAW.
Sebagai teladan ideal dan ikuti pendapat atau saran terbaik
3. Beramallah karena
mengharap ridha Alah
4. Selalu ingat mati dan Siap
Mati Syahid.
5. Menjaga Fitrah dan
Berkerja / Berusaha sesuai Syakilah (Bakat / Talent)
6. Berlaku ADIL karena Adil
paling dekat dengan TAKWA.
7. Jadilah DA’I yang menyeru
kepada kebaikan…!
Ada
apa dengan indonesia ??
INDONESIA
negara yang luas, memiliki banyak sumber daya potensial, dan merupakan mayoritas (90%) muslim sekaligus negeri berpenduduk
muslim terbanyak di dunia dan dominan otak kanan. Apakah sudah memiliki
jiwa sebagai be number 1?? Marilah sejenak merenung kenyataan ini.
Pertanyaan Besar:
“Kenapa
negeri dengan potensi yang begitu besar namun kualitas bangsanya relatif
kerdil?
Jawaban Tak Terbantahkan:
Ada yang salah dalam pola pendidikan
/ bersekolah dan pengembangan SDM bangsa ini!”
Jika
dibandingkan dengan negara lain semisal Singapore. Indonesia jauh tertinggal.
Pendapatan kapita negara singapore 13 kali lipat dari Indonesia. Padahal
singapore adalah negara yang miskin sumber daya alam, jumlah penduduknya tidak
lebih banyak dari Indonesia. Tapi kenapa Indonesia, yang jauh lebih kaya SDA
dan penduduk tidak bisa semaju Singapore?? Sedikit menjawab keresahan ini,
Indonesia memang negara yang kaya akan SDA Tapi banyak penduduk Indonesia yang
tidak bisa mengolahnya dengan baik. Hal ini dikarenakan, jiwa-jiwa yang
tertanam oleh sebagian penduduk Indonesia adalah jiwa “followers” hanya sebagai
pengikut. Jarang sekali, penduduk Indonesia yang memiliki jiwa visioner.
Sehingga, ketika kekayaan melimpah alam ruah mereka tidak mengetahui
kebermanfaatannya. Dan salah satu penyebab ketidaktahuan mereka ini adalah
karena adanya kesalahan di dalam pola pendidikan/ bersekolah dan pengembangan
SDM yang ada di Indonesia.
CARUT
MARUT Pola pendidikan di Indonesia :
1.
kurikulum sekolah yang pro kognitif.
HARUSNYA Kurikulum sekolah pro akhlak dan bakat dan merupakan penstrukturan pengalaman
peserta didik berinteraksi dengan lingkungannya,
2.
mutu pendidikan direpsentasikan dari
hasil ujian nasional. Lantas bagaimana dengan anak-anak yang tinggal
dipedalaman ??. HARUSNYA Mutu pendidikan ditentukan terutama oleh tenaga
kependidikan baik guru / ustadz (pengajar) dan tenaga pendukung proses belajar
mengajar di sekolah.
3. Gedung
dan alat peraga lebih penting daripada mutu guru dan metodologi belajar
mengajar.
HARUSNYA Mutu pendidikan juga
ditentukan dari metodologi belajar mengajar yang terus menerus dikembangkan dan
kondisi lansekap lahan sekolah
Lantas
Apa Solusinya ??
Solusinya
adalah dengan adanya TOTAL EDUCATION.
Adapun
penggunaan model kurikulum total education adalah :
v Akhlak & Leadership
v Bisnis & Life-Skills
v Seni & Kreativitas
v Lingkungan &
Konservasi
v Logika & Pengetahuan
“bergurulah
(bersekolah) sebelum mengajar dan tetaplah belajar setelah mengajar. Inilah
karakter rabbaniy”
-semoga bermanfaat-