HAK ANAK DI DALAM ISLAM
Islam
menetapkan kerangka hukum dan mewujudkan kode etika yang dirancang untu
melindungi hak-hak individu, termasuk haknya untuk hidup dalam masyarakat yang
aman. Untuk anak-anak, keamanan adalah yang paling penting. Dalam islam, hak
anak dimulai bahkan sebelum mereka dilahirkan.
Al-Qur’an
dan Sejarah Nabi Muhammad pun berbicara jelas tentang tanggung jawab mengenai
peningakatan diri seorang anak.

“Allah mensyariatkan (mewajibkan) kepadamu tentang anak-anakmu ...”
(QS. 4 : 11)
Merawar dan
membesarkan anak-anak adalah kewajiban orang tua dan hal itu bukan hal yang
mudah. Bahkan Allah mengingkatkan orang tua di dalam al-qu’am bahwa anak-anak
mungkin memang menjadi cobaan yang besar untuk orang tua mereka.
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan ... “
(QS. 64 :15)
Kebahagiaan dan kesengsaraan hidup adalah ujian dan tidak
terkecuali anak-anak. Mereka dapat membawa kebahagiaan yang luar biasa tapi
terkadang mereka juga membawa kesedihan yang besar. namun, Allah dalam kebijaksanaan yang tak
terbatas-Nya tidak pernah meninggalka seorang individu sendiri di dalam
menghadapi cobaan hidup.
“ sesungguhnya hartamu da anak-anakmu hanyalah cobaan ... “
(QS: 64 : 15)
Nabi Muhammad berkata,
“Setiap kalian memiliki tanggung jawab. Dan setiap orang akan
bertanggung jawab untuk apa yang berada di bawah tanggu jawabnya. Seorang laki-laki
adalah seperti gembala untuk keluarganya sendiri, dan Ia bertanggung jawab atas
apa yang ada di bawah mereka yang menjadi tanggung jawabnya “
(HR. Bukhori dan Muslim)
Anak merupakan amanah yang diberikan kepada orang tua mereka. Dan setiap
orang tua harus menjaga dan bertanggung jawab atas amanah yang telah diberikan
Allah ini sampai nanti di hari kiamat.
Orang tua diminta untuk memberi makan, pakaian, rumah, memelihara dan mempertahankan
anak-anak mereka, dan memberi mereka keamanan dan pendidikan. Orang tua juga bertanggung jawab atas pelatihan agama dan bimbingan rohani anak-anak mereka. Hati seorang anak harus
diisi dengan iman, perdamaian dan ketenangan. Pikiran anak harus dihibur dengan bimbingan yang tepat, pengetahuan dan kebijaksanaan.
Nabi pernah mencium cucunya, lalu seseorang bernama Alaqr'a
Ibn Habis menemukan perilaku ini aneh dan berkata , " Saya memiliki
sepuluh anak , tapi saya tidak pernah mencium salah satu dari mereka . " Nabi
menjawab , “ perlakukanlah anakmu dengan lemah lembut” ( HR. Bukhari dan At-
Tirmidzi )
Jika orang tua memenuhi tanggung jawab ini dengan menunjukkan kasih sayang , maka mereka akan bebas dari bentuk pengabaian terhadap anak. Anak-anak akan menjadi warga negara yang lebih baik dan menyenangkan di mata kedua orang tua mereka
"dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu
mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, kami pertemukan mereka dengan anak
cucu mereka ( di dalam syurga) ... “
(QS. 52:21 )
(QS. 52:21 )
Selain itu , Nabi Muhammad berkata :
"Setelah kematian , perbuatan manusia akan berhenti kecuali tiga amal perbuatan , yaitu: amal jariyyah yang tiada putus-putusnya, ilmu yang bermanfaat, dan doa dari anak yang sholeh”
"Setelah kematian , perbuatan manusia akan berhenti kecuali tiga amal perbuatan , yaitu: amal jariyyah yang tiada putus-putusnya, ilmu yang bermanfaat, dan doa dari anak yang sholeh”
(HR. Muslim)
Maka dari itu, didiklah anak-anak kita sebaik mungkin
sehingga kelak dari mereka lah jalan menuju syurga keabadian akan dimudahkan.
-semoga bermanfaat-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar